Fotografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Fos’ yang berarti cahaya dan ‘Grafo’ yang berarti melukis atau menulis menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, Pengertian fotografer mendefinisikan fotografi sebagai seni dan proses menangkap gambar menggunakan cahaya, baik secara digital maupun menggunakan media tradisional seperti film.
Fotografer menggunakan kamera sebagai alat bantu untuk mengumpulkan cahaya melalui lensa dan merekamnya pada sensor atau film. Pembiaan cahaya membantunya dalam pembakar medium yang menangkal menghasilkan gambar.
Selain itu fotografer juga menggunakan alat ukur berupa lightmeter untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat agar mendapatkan gambar yang sesuai oleh karena itu lightmeter sangat membantu dalam dunia fotografi. Setelah mendapatkan ukuran pencahayaan yang tepat, fotografer dapat mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), dan diafragma (Aperture), ataupun kecepatan rana (Speed).
Dalam praktiknya, fotografi tidak hanya berfungsi untuk mendokumentasikan momen, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi seni, media komunikasi, dan alat untuk menceritakan cerita. Fotografi mencakup berbagai Gendre atau gaya seperti fotografi potret, landscape, makro, street, produk, jurnalistik, dan human interest yang masing-masing memiliki tujuan dan teknik tersendiri.
Fotografi potret atau portraiture menangkap keindahan dan ekspresi individu melalui lensa kamera. tehnik ini sering fotografer gunakan dengan kombinasi antara pencahayaan serta komposisi dan fokus untuk menonjolkan karakter ataupun suasana hati subjek. Seni ini menciptakan gambar yang mampu menggambarkan sebagaimana kepribadian seseorang serta ekspresi emosi seseorang, dapat juga sebagai cerita seseorang. Agar dalam prosesnya, fotografer mengarahkan subjek untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan bagus, sementara alat-alat seperti kamera, lensa, dan pencahayaan mendukung kualitas gambar. Fotografi potret berguna dalam berbagai keperluan, seperti dokumentasi keluarga, profil profesional, atau karya seni.
Fotografer seringkali menggunakan background sederhana atau blur yang biasa kita sebut dengan istilah bokeh untuk menyorot subjek dan mengurangi gangguan visual yang terdapat pada latar belakang gambar.
Cahaya yang dapat mengarah dengan baik, seperti pencahayaan alami ataupun pencahayaan dalam studio, yang dapat menciptakan efek dramatis atau menonjolkan fitur wajah.
Foto potret biasanya menggunakan jarak close-up atau medium shot untuk menangkap detail wajah dan ekspresi subjek dengan jelas.
Fotografi potret berupaya menggambarkan kepribadian, atau suasana hati seseorang, ataupun cerita subjek melalui ekspresi wajah, serta postur, bahkan gaya.
Subjek sering kali diarahkan untuk berinteraksi langsung dengan kamera, misalnya dengan menatap lensa, untuk menciptakan koneksi dengan audiens.
Fotografer potret biasanya menggunakan lensa dengan panjang fokus sedang hingga panjang (50mm–135mm) untuk menghasilkan perspektif alami dan efek blur yang indah.
Fotografi potret dapat bervariasi dari gaya formal (resmi) hingga gaya candid yang lebih santai dan natural, tergantung pada tujuan foto.
Foto landscape biasanya menonjolkan keindahan pemandangan alam seperti pegunungan, pantai, hutan, atau padang rumput dengan cakupan yang luas.
Sebagian besar foto landscape menggunakan orientasi horizontal untuk menangkap ruang yang lebih lebar dan memberikan kesan kedalaman.
sebagaimana Elemen seperti langit, bisa juga seperti air, bahkan gunung, atau pepohonan sering menjadi fokus utama dalam foto landscape.
Foto landscape memanfaatkan pencahayaan alami, terutama saat golden hour (pagi atau sore hari) untuk menciptakan efek yang dramatis dan estetis.
Fotografer sering menggunakan teknik foreground (latar depan), midground (latar tengah), dan background (latar belakang) untuk memberikan kesan tiga dimensi pada foto.
Foto landscape biasanya meminimalkan elemen manusia atau bangunan buatan agar fokus tetap pada keindahan alam.
Warna-warna alami seperti biru langit, hijau dedaunan, atau tekstur bebatuan sering menjadi daya tarik dalam foto landscape.
Fotografi makro memperbesar detail kecil objek sehingga tampak lebih jelas dan menarik. Fotografer menggunakan lensa khusus untuk menangkap tekstur, pola, atau fitur yang biasanya tidak terlihat oleh mata telanjang. Mereka memilih sudut pandang yang mendekatkan kamera ke subjek untuk menghasilkan gambar dengan proporsi besar. Dalam prosesnya, fotografer mengatur pencahayaan dan fokus dengan presisi tinggi untuk menonjolkan detail secara maksimal. Fotografi makro berguna untuk memotret serangga, bunga, atau benda kecil lainnya yang memiliki keunikan tersendiri.
Fotografi makro menampilkan detail halus objek yang sangat kecil, seperti serangga, bunga, atau tekstur permukaan, yang sulit dilihat dengan mata telanjang.
Fotografer menggunakan lensa makro khusus yang memungkinkan mereka untuk memotret objek dengan jarak dekat dan menghasilkan gambar dengan pembesaran tinggi.
Foto makro sering memiliki kedalaman fokus yang sangat sempit, di mana hanya sebagian kecil dari objek yang tajam, sementara latar belakang dan area lainnya menjadi buram (bokeh).
Pencahayaan yang terkontrol sangat penting untuk menyoroti detail objek, menghindari bayangan keras, dan menciptakan tekstur yang menarik. Penggunaan cahaya alami atau lampu studio sering diterapkan.
Fotografer sering memotret objek dari sudut yang tidak biasa, seperti sudut samping atau bawah, untuk menampilkan bentuk dan tekstur secara lebih dramatis dan mendalam.
Foto makro sering memanfaatkan kontras yang kuat antara elemen objek dan latar belakang, serta warna yang mencolok untuk menonjolkan detail yang diinginkan.
Foto makro menonjolkan tekstur halus seperti permukaan kulit, sayap serangga, atau kelopak bunga yang mungkin tidak terlihat pada pengambilan gambar biasa.
Karena pengambilan gambar dengan jarak sangat dekat, fotografi makro memerlukan kestabilan kamera yang baik, sering kali menggunakan tripod atau alat penstabil lainnya.
Pada foto makro, jarak antara kamera dan objek sangat dekat, sering kali hanya beberapa sentimeter, yang mengharuskan pengaturan teknik yang hati-hati untuk menghindari kehilangan fokus.
Komposisi foto makro biasanya sangat teliti, dengan fotografer memperhatikan elemen-elemen kecil dalam bingkai untuk menciptakan gambar yang harmonis dan estetis.
Fotografi street menangkap momen kehidupan sehari-hari seperti ruang publik secara spontan. Fotografer mengamati aktivitas seputar jalan, seperti interaksi manusia, arsitektur, atau suasana kota, untuk menciptakan cerita visual. Mereka menggunakan kamera untuk merekam peristiwa nyata tanpa pengaturan atau manipulasi. Dalam prosesnya, fotografer bergerak cepat dan memilih sudut pandang yang unik untuk menghasilkan gambar yang autentik dan dinamis. Fotografi street berguna untuk mendokumentasikan budaya, emosi, atau perubahan sosial lingkungan.
Foto jalan berfokus pada momen-momen yang terjadi secara alami di ruang publik, seperti pasar, atau jalan raya, dan juga taman, bisa juga seperti stasiun kereta.
Foto jalan sering menangkap momen tak terduga yang tidak direncanakan, seperti interaksi manusia, dan ekspresi wajah, bisa juga seperti kejadian menarik di lingkungan sekitar.
Foto jalan mencerminkan realitas tanpa manipulasi, seperti menunjukkan kehidupan sebagaimana apa adanya, tanpa adanya pengaturan atau arahan.
Karakteristik lain dari foto jalan adalah penggunaan komposisi yang kreatif, seperti permainan garis, cahaya, bayangan, atau perspektif unik yang memperkuat cerita dalam gambar.
Foto jalan sering menceritakan kisah atau menghadirkan narasi melalui elemen-elemen di dalam gambar, seperti orang, benda, dan lingkungan sekitar.
Foto jalan sering menangkap aspek sosial dan budaya dari suatu tempat, seperti tradisi lokal, aktivitas masyarakat, atau gaya hidup tertentu.
Subjek dalam foto jalan bisa sangat beragam, mulai dari manusia, hewan, hingga objek tak hidup yang menarik perhatian di ruang publik
Fotografer jalan sering mencari “momen yang menentukan” di mana elemen-elemen dalam gambar bersatu untuk menciptakan komposisi yang kuat dan bermakna.
Penggunaan cahaya alami dan bayangan sering menjadi elemen penting dalam foto jalan untuk menciptakan suasana tertentu atau menonjolkan detail.
Foto jalan memiliki gaya yang fleksibel dan sering tidak mengikuti aturan fotografi formal. Sebaliknya, kreativitas fotografer menjadi elemen utama.
Foto jalan sering kali menyoroti detail kecil yang mungkin diabaikan orang lain, seperti coretan dinding, gerakan seseorang, atau permainan warna di jalanan.
Fotografi produk menampilkan keunggulan dan keunikan sebuah produk melalui gambar yang menarik. Fotografer menggunakan pencahayaan, komposisi, dan teknik khusus untuk memperjelas detail, warna, serta tekstur produk. Mereka mengarahkan penempatan produk dan memilih latar belakang yang sesuai untuk menciptakan visual yang estetis. Dalam prosesnya, fotografer memastikan setiap elemen gambar mendukung daya tarik produk. Fotografi produk bergu untuk kebutuhan pemasaran, seperti iklan, katalog, atau promosi di media sosial.
Fotografi produk menonjolkan objek atau barang yang difoto, dengan pencahayaan dan komposisi yang memastikan produk terlihat jelas dan menarik.
sebagaimana pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang terkontrol dengan sangat penting untuk menghilangkan bayangan yang mengganggu dan juga agar dapat menonjolkan detail serta tekstur pada sebuah produk secara optimal.
Latar belakang yang bersih atau netral digunakan untuk memastikan fokus tetap pada produk tanpa gangguan dari elemen lain.
Dalam fotografi produk, fotografer memastikan setiap elemen berada pada posisi yang tepat, dengan perencanaan komposisi yang teliti agar hasil foto tampak profesional.
Gambar produk biasanya diambil dengan ketajaman tinggi, memperlihatkan tekstur, warna, dan fitur produk secara jelas dan rinci.
Lensa makro adalah lensa khusus untuk memotret produk kecil agar detail dan fitur produk terlihat lebih jelas dan mendalam.
Beberapa fotografer produk menggunakan refleksi atau bayangan agar dapat digunakan untuk memberikan kesan elegan ataupun juga memberikan kesan menonjol dalam bentuk produk secara artistik.
Editing pasca-produksi dilakukan untuk mengoptimalkan warna serta kontras dan ketajaman gambar agar produk terlihat lebih menarik dan profesional.
Fotografer sering mencoba berbagai sudut untuk menampilkan produk dari sisi yang paling menonjol, seperti sudut samping, atas, atau detail close-up.
Fotografi produk sering dikaitkan dengan konsep atau tema yang selaras dengan identitas merek dan tujuan pemasaran. Konsep tersebut biasanya digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti pembuatan katalog, promosi melalui iklan, atau penyampaian pesan visual di media sosial.
Fotografi jurnalistik mendokumentasikan peristiwa nyata untuk menyampaikan informasi kepada publik. Fotografer menangkap momen penting dengan cepat dan akurat untuk menggambarkan fakta secara visual. Mereka menggunakan kamera untuk merekam situasi, seperti berita, atau konflik, bisa juga bencana, atau acara publik, dengan tujuan memberikan konteks yang jelas. Dalam prosesnya, fotografer mengutamakan kejujuran dan juga tidak memihak supaya mendapatkan gambar atau hasil bahkan kepercayaan. Fotografi jurnalistik berguna dalam media massa, seperti surat kabar, dan majalah, bisa juga seperti situs berita, untuk mendukung laporan tulisan.
Fotografi jurnalistik selalu bertujuan menyampaikan informasi melalui gambar. Fotografer menangkap momen yang mampu menjelaskan sebuah peristiwa tanpa membutuhkan banyak penjelasan tambahan.
Fotografer jurnalistik menjaga keaslian hasil karya mereka supaya gambar yang mereka hasilkan dapat menyampaikan suatu pesan atau peristiwa penting. Hal ini bertujuan untuk menghindari manipulasi yang dapat mengubah konteks ataupun keasli dari sebuah foto yang dari sebuah hasilkan.
Fotografi jurnalistik selalu fokus menangkap momen-momen penting, seperti kejadian bersejarah atau tragedi bahkan momen-momen emosional yang dapat membangkitkan empati penonton.
Fotografer jurnalistik bertindak cepat untuk mengabadikan semuah momen yang ada dengan tepat dan cepat. Mereka harus selalu siap dengan peralatan untuk memastikan tidak ada momen penting yang terlewatkan.
Meskipun foto jurnalistik mengedepankan pesan, fotografer tetap memperhatikan komposisi, pencahayaan, dan fokus agar foto menarik secara visual dan jelas dalam menyampaikan cerita.
Foto jurnalistik berfungsi untuk mendokumentasikan berbagai hal atau peristiwa penting yang memiliki tujuan utama sebagai salah satu bukti visual. Selain itu, foto-foto tersebut juga menjadi rekam jejak sejarah yang berguna untuk menceritakan kepada generasi mendatang tentang berbagai kejadian yang telah terjadi pada masa lalu.
Fotografi human interest menggambarkan sisi kemanusiaan, tentang seseorang dapat juga seperti emosi, dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Fotografer menggunakan teknik ini sebagaimana agar dapat menampilkan sebuah cerita yang mampu membangkitkan rasa simpati dari orang lain yang melihat hasil karyanya.
Fokus pada Emosi dan Perasaan
Foto human interest menonjolkan ekspresi emosional manusia, seperti kebahagiaan, dan juga kesedihan, serta harapan, ataupun perjuangan. Emosi adalah hal yang menjadi elemen terpenting sebagai cara untuk menarik perhatian.
Latar Belakang Foto
Setiap foto human interest memiliki cerita yang mendalam, bisa berupa cerita tentang kehidupan sehari-hari, atau menceritakan tentang perjuangan, bisa juga tentang hubungan manusia dengan lingkungannya.
Mengangkat Kehidupan Sehari-hari
Tema foto sering kali berkaitan dengan aktivitas sehari-hari yang sederhana namun bermakna, seperti pekerjaan tradisional, interaksi keluarga, atau momen spontan.
Kejujuran dan Keaslian
Foto human interest menampilkan momen yang alami tanpa rekayasa, sehingga terlihat autentik dan menggambarkan realitas kehidupan.
Subyek Utamanya adalah Manusia
Manusia menjadi subjek utama, baik secara individu maupun kelompok, yang menunjukkan interaksi dengan lingkungan atau sesama.
Komposisi Sederhana tapi Bermakna
Komposisi dalam foto biasanya sederhana, namun mampu menyampaikan pesan yang kuat melalui elemen visual seperti cahaya, warna, dan sudut pengambilan gambar.
Menginspirasi atau Menggerakkan Perasaan
Foto ini bertujuan untuk menyentuh hati penonton, sehingga mereka merasa terhubung dengan subjek atau situasi dalam foto.
Berpusat pada Nilai-Nilai Kemanusiaan
Foto human interest ini sering sekali menyoroti tema-tema yang memiliki nilai-nilai seperti kasih sayang, atau empati, bisa juga seperti solidaritas, bahkan tentang keindahan hubungan antar manusia.
Momen Spontan
Banyak foto human interest dalam tekniknya mengambil foto secara spontan, menangkap momen yang tidak ada pada rencana namun penuh makna.
Foto ini sering dapat menyampaikan pesan atau isu sosial yang mencakup berbagai aspek, seperti kondisi kemiskinan yang yang melanda sebagian masyarakat, bisa juga seperti kisah perjuangan hidup yang menginspirasi, pentingnya akses terhadap pendidikan, serta gambaran kehidupan masyarakat dalam berbagai situasi.