Subnetting merupakan Teknik untuk membagi sebuah lintas jaringan pada komputer sehingga menjadi subjaringan (subnet) yang lebih kecil. Menurut Ach. Khozaimi dalam buku Pemrograman Jaringan dengan Java, subnetting memungkinkan pembagian oleh satu jaringan menjadi beberapa subnet. Proses ini dapat mengoptimalkan alokasi alamat IP, sekaligus meningkatkan keamanan, kinerja, dan pengelolaan jaringan terutama pada saat perbaikan jaringan.
Subnetting yang menjadi pokok bahasan adalah subnetting pada IPv4 (Internet Protocol Version 4). IPv4 merupakan protocol yang menggunakan alamat 32-bit untuk mengidentifikasi sebuah jaringan yang terbagi dalam 4 oktet (8-bit per oktet). Kelas IPv4 dibedakan sebagai berikut:
Kelas | Rentang Alamat | Subnet Mask | Prefix |
A | 1.0.0.0 – 126.255.255.255 | 255.0.0.0 | /8 – /15 |
B | 128.0.0.0 – 191.255.255.255 | 255.255.0.0 | /16 – /23 |
C | 192.0.0.0 – 223.255.255.255 | 255.255.255.0 | /24 – /32 |
A: Mendukung hingga 16 juta host.
B: Mendukung hingga ribuan host.
C: Hanya 254 host per jaringan.
Mencegah pemborosan IP dengan mengalokasikan sesuai kebutuhan sehingga lebih optimal (misal: jaringan 10 host tidak perlu memakai subnet mask /27 pada kelas C yang menyediakan 30 host).
Contoh: Subnet mask /27 (255.255.255.224) pada jaringan 192.168.1.0/24 menghasilkan 8 subnet dengan 30 host per subnet. Maka untuk pemakaian 10 host hanya perlu menggunakan subnet mask /28 (255.255.255.240) menghasilkan 16 subnet dengan 14 host persubnetnya.
Memisahkan lalu lintas antar subnet untuk mengurangi risiko serangan siber menyebar. Karena jika terjadi masalah pada salah satu subnet maka yang lain tidak akan terkena dampaknya, dengan mengontrol akses menggunakan ACL (Access Control List) pada router.
Membatasi domain broadcast ke subnet tertentu, mengurangi kemacetan dan latency.
Menghindari tabrakan karena ribuan host yang berada dalam satu jaringan yang dapat memperlambat respons.
Mengintegrasikan perangkat dengan media fisik berbeda melalui subnet unik.
LangkahLangkah
Contoh 1: Subnet Mask /25
Alamat jaringan: 192.168.1.0/24
Subnet mask baru: /25 (255.255.255.128) = (11111111.11111111.11111111.10000000)
Jumlah subnet: 2^n, n = Jumlah digit 1 pada octet terakhir
2^1 = 2 subnet
Host per subnet: 2^m – 2, m = Jumlah digit 0 pada octet terakhir
2^7 – 2 = 126 host/pengguna per subnet
Blok subnet: 256 – 128 = 0, 128
Subnet | 1 | 2 |
Network id | 192.168.1.0 | 192.168.1.128 |
IP awal | 192.168.1.1 | 192.168.1.129 |
IP akhir | 192.168.1.126 | 192.168.1.254 |
IP broadcast | 192.168.1.127 | 192.168.1.255 |
IP subnet pertama: 192.168.1.0 – 192.168.1.127
Rentang IP pada subnet pertama: 192.168.1.1– 192.168.1.126
Rentang IP pada subnet kedua: 192.168.1.129 – 192.168.1.254
Contoh 2: Subnet Mask /26
Alamat jaringan: 192.168.1.0/24
Subnet mask: /26 (255.255.255.192) = (11111111.11111111.11111111.11000000)
Jumlah subnet: 2^n, n = Jumlah digit 1 pada octet terakhir
2^2 = 4 subnet
Host per subnet: 2^m – 2, m = Jumlah digit 0 pada octet terakhir
2^6 – 2 = 62 host/pengguna per subnet
Blok subnet: 256 – 192 = 0, 64, 128, 192
Subnet | 1 | 2 | 3 | 4 |
Network id | 192.168.1.0 | 192.168.1.64 | 192.168.1.128 | 192.168.1.192 |
IP awal | 192.168.1.1 | 192.168.1.65 | 192.168.1.129 | 192.168.1.193 |
IP akhir | 192.168.1.62 | 192.168.1.126 | 192.168.1.190 | 192.168.1.254 |
IP broadcast | 192.168.1.63 | 192.168.1.127 | 192.168.1.191 | 192.168.1.255 |
IP subnet pertama: 192.168.1.0 – 192.168.1.63
Rentang IP pada subnet pertama: 192.168.1.1 – 192.168.1.62
Rentang IP pada subnet kedua: 192.168.1.65 – 192.168.1.126
Membuat subnet dengan ukuran berbeda dalam satu jaringan (misal: /30 untuk koneksi router, /28 untuk server).
Menggabungkan subnet kecil menjadi blok besar untuk menyederhanakan routing tabel (biasanya digunakan ISP).
Baca juga: Konversi Bilangan Desimal dan Biner
Subnetting menjadi fondasi penting pada pengaturan lintas jaringan karena dapat membangun jaringan yang terorganisir, aman, dan hemat sumber daya. Melalui perencanaan matang (jumlah subnet, host, dan pemilihan subnet mask), sehingga operator dapat; mengurangi pemborosan IP, mengisolasi masalah teknis, meningkatkan kecepatan dan keamanan lalu lintas jaringan.